PENELITIAN E-COMMERCE
Electronic Commerce (e-Commerce) sangat mendukung dalam peningkatan, pengembangan, suatu perusahaan. Dengan adanya e-commerce akan dapat memberikan suatu kelayakan bagi pihak manajemen dalam memproses berbagai sumberdaya yang digunakan. Diantara sumberdaya tersebut, e-commerce merupakan pendukung manajemen dalam proses pemasaran untuk mencapai tujuan. Hal tersebut dikarena e-commerce dapat merubah bentuk pelayanan yang semula harus datang langsung ke suatu instansi yang dituju ataupun melalui via telepon, tapi sekarang menjadi pelayanan yang on-line disetiap waktu dimanapun berada sehingga dapat memudahkan dalam menangani segala transaksi. Tampilan media ecommerce menjadikan pelanggan dapat leluasa melihat segala aktivitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam memasarkan produknya. Pemasaran terbentuk karena adanya aset yang unik sehingga menjadi sebuah jaringan pemasaran yang terdiri dari perusahaan dan pemercaya (stake horder) pendukung, karyawan, pemasok distribusi, pengecer, agen periklanan dan sebagainya seiring dengan langkah perusahaan membangun hubungan timbale balik yang saling menguntungkan. E-commerce dengan manajemen perusahaan sangat erat kaitannya, karena disini e-commerce berperan sebagai sarana pendukung pemasaran untuk menyampaikan informasi demi mencapai tujuan. Kata Kunci: Manajemen, e-commerce, Pemasaran, Strategi Pemasaran, Segmentasi Pasar.
Masa sekarang ini perusaan harus pandai-pandai menentukan keputusan untuk memasarkan produknya, maka dibutuhkan sarana yang tepat untuk dunia pemasarannya. Melalui e-commerce, pemasaran kepada konsumen pada umumnya beroperasi berdasarkan prinsip pemasaran massa dan pemasaran ke bisnis terutama menyibukkan diri dengan masalah untuk membangun tenaga pemasaran yang tebaik. Untuk memanfaatkan kemajuan teknologi guna menunjang keunggulan dari suatu perusahaan harus dilakukan dengan kebijakan yang terfokus pada metode pemasaran pada perusahaan, salah satunya yaitu dengan melalui e-commerce. Sehubungan dengan itu, pelaku bisnis dalam perusahaan cenderung ingin mendapatkan pemasaran yang efektif dan efisien sebagai sarana informasi dalam transaksi. E-commerce merupakan terobosan baru dalam dunia informasi, karena dapat memberikan suatu informasi dalam bentuk lebih menarik, menyenangkan dan on line setiap saat tanpa batas waktu, asalkan semua perangkat teknologi memenuhi. Berkaitan dengan itu, perusahaan yang sudah mapan menjadikan objek dalam penerapan pamasaran melalui e-commerce. Dari berbagai hal yang didapatkan terhadap pembahasan karya tulis ini, tinjauan pustaka yang diolah didalamnya menjadi kesatuan pokok pembahasan yang sangat utama untuk mendukung literature, agar tidak lepas dari pokok pembicaraan. Dengan kat lain tinjauan pustaka dalam hal ini harus difokuskan dan menjadi alat interaksiuntuk memunculkan suatu masukan yang nantinya akan dapat disajikan dalam bentuk karya tulis dan sebagainya. Jadi, ada beberapa tinjauan pustaka yang digunakan dalam karya ini berupa buku panduan yang sangat berkaitan dengan pokok pembahasan utama yaitu e-commerce. Salah satu buku acuan yang didalamnya mengupas berbagai cara-cara, metode ataupun langkah-langkah dalam upaya terciptanya sebuah e-commerce yang mampu memberikan profit/ laba terhadap suatu perusahaan. Dan juga, tidak lupa dengan seseorang yang memutuskan berbagai hal dalam perusahaan yakni manajer, haruslah mengerti berbagai permasalahan, ancaman, kesempatan, kekuatan perusahaan yang mantap dan berhasil guna untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Dengan meluasnya perdagangan global, tidaklah cukup bagi sebuah perusahaan atau seorang enterpreneur hanya mengandalkan iklan dan selebaran biasa untuk memajukan bisnis yang dijalankannya. Seorang enterpreneur atau merchant yang berwawasan ke depan akan berusaha mengembangkan usahanya secara luas, dan e-commerce merupakan salah satu solusi untuk memperluas jaringan bisnisnya.
Sistem informasi berbasis internet banyak digunakan saat ini. Hal ini menurut Rahardjo (2002) disebabkan internet merupakan open platform (platform yang terbuka) sehingga menghilangkan ketergantungan perusahaan pada vendor tertentu seperti jika menggunakan proprietary systems (sistem yang tertutup). Pemanfaatan akses ke internet sebagai suatu sarana dalam pemasaran dilakukan dengan membangun sebuah sistem e-commerce.
Penerapan electronic commerce bermula di awal tahun 1970-an, dengan adanya inovasi semacam Electronic Fund Transfer (EFT). Saat itu masih terbatas pada beberapa perusahaan dan lembaga keuangan saja. Lalu muncul Electronic Data Interchange (EDI) yang tidak hanya melakukan transaksi keuangan serta memperbesar perusahaan yang berperan serta. Dengan adanya komersialisasi internet di awal 1990-an, serta pesatnya pertumbuhan pelanggan potensial maka lahirlah istilah electronic commerce (e-commerce) yang aplikasinya segera berkembang pesat.
Kelebihan dari sistem e-commerce antara lain dapat mengurangi biaya pembuatan, pendistribusian, penyimpanan dan pencarian informasi serta memperluas market place perusahaan. Dilihat dari sisi konsumen, e-commerce dapat memberikan lebih banyak pilihan produk dari banyak vendor, melakukan transaksi selama 24 jam sehari dan memberi tempat untuk berinteraksi dengan pelanggan lain. Disamping itu, e-commerce juga memungkinkan orang untuk bekerja di dalam rumah dan tidak harus keluar rumah untuk berbelanja sehingga dapat mengurangi arus kepadatan lalu lintas serta mengurangi polusi udara.
Kepercayaan (trust) menjadi katalisator bagi transaksi penjual dan pembeli yang membuat konsumen memiliki harapan besar untuk puas terhadap hubungan tukar-menukar tersebut (Pavlou, 2003). Kepercayaan (trust) terhadap electronic vendor menentukan putusan konsumen untuk melakukan hubungan penyedia bisnis e-commerce (Friedman et al. 2000). Kekurang-percayaan terhadap web vendor akan menghalangi konsumen menggunakan produk web vendor (Bhattacherjee, 2002).
Saat konsumen membeli produk-produk dalam kehidupan sehari-hari, merek (brand) dan citra (image) merupakan hal-hal yang sangat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Jika suatu perusahaan bukanlah perusahaan yang memiliki merek ternama, dan konsumen-konsumen perusahaan tersebut dapat berpindah layanan bagaimana perusahaan tersebut memelihara hubungan dengan para konsumen yang bersangkutan? Inilah yang dinamakan sebagai membangun loyalitas (kesetiaan) konsumen. Pada umumnya, loyalitas para konsumen muncul dari interaksi yang terus-menerus secara intensif dengan perusahaan tersebut. Sepanjang perusahaan dapat menyediakan informasi yang bermanfaat dan bernilai kepada konsumen, mereka pasti akan menganggap perusahaan sebagai rekanan (partner) yang dapat dipercaya.
Gefen et al. (2003) memperoleh bukti empiris bahwa structural assurance berpengaruh terhadap timbulnya trust terhadap sistem e-commerce. Structural assurance mengacu pada penilaian adanya mekanisme keamanan jaringan sistem electronic commerce yang memadai. Keyakinan terhadap struktur muncul karena pengguna yakin bahwa teknologi sistem e-commerce memberikan perlindungan sehingga konsumen yakin bahwa transaksi melalui internet dapat berjalan aman (McKnight et al., 2002). Kegagalan dalam pengembangan trust pada konsumen merupakan halangan utama untuk perkembangan kesuksesan pada e-commerce (Allen dan Warkentin, 2004).
Jarvenpaa dan Tractinsky (1999) dalam Fitra (2006) meneliti bahwa perceived reputation suatu situs belanja suatu situs belanja berpengaruh terhadap trust di e-commerce. Trust terhadap penjual bergantung pada keahlian, kemampuan untuk menyenangkan dan kesamaan penjual dengan konsumen (Doney dan Cannon, 1997). Dalam konteks internet, website menggantikan penjual (Lohse dan Spiller, 1998). Reputasi menjadi faktor penting yang memberi konstribusi bagi kepercayaan konsumen terhadap organisasi penjualan (Anderson & Weitz, 1989; Donney dan Cannon, 1997; Ganesan, 1994). Trust dalam sebuah website berhubungan dengan kesetiaan pada website tersebut (Carole dan Dianne, 2004).
Tumbuh kembangnya “e-Commerce” ditengarai sebagai model bisnis masa depan memicu banyak perusahaan untuk mengembangkan model bisnis yang dikelola secara online ini. Bahkan sebuah fakta mengungkap bahwa Amazon.com sebagai pioneer dalam bisnis online pada awal berdirinya selalu mengalami kerugian akan tetapi investor begitu menggandrungi saham Amazon.com.
Masyarakat dunia secara umum mengalami perubahan pola perilaku dan kebutuhan yang dikarenakan perkembangan teknologi dan arus informasi. Hal ini sejalan dengan terus berkembangnya dunia “e-Commerce” yang mengemas teknologi dan informasi ke komunitas dunia. Dengan mengusung kedua hal tersebut konsumen menjadi lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan. Konsumen lebih bertingkah laku praktis dalam arti konsumen membutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam pemenuhan kebutuhannya.
Pada prinsipnya “e-Commerce” menyediakan infrastruktur bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi proses bisnis internal menuju lingkungan eksternal tanpa harus menghadapi rintangan waktu dan ruang (time and space) yang selama ini menjadi isu utama. Peluang untuk membangun jaringan dengan berbagai institusi lain tersebut harus dimanfaatkan karena dewasa ini persaingan sesungguhnya terletak pada bagaimana suatu perusahaan dapat memanfaatkan “e-Commerce” untuk meningkatkan kinerja dalam bisnis inti yang digelutinya.
Perkembangan dunia “e-Commerce” di Indonesia berkembang sedemikian pesat yang diindikasikan perkembangan teknologi (tele) komunikasi dan komputer. Perkembangan tersebut diikuti juga oleh perusahaan yang juga berlomba-lomba membangun bisnis secara online. Pelaku bisnis mendapatkan desakan perubahan pola perilaku konsumen yang semakin modern, sehingga menjadi sebuah keharusan untuk menggunakan metode elektronik ini dalam melakukan sistem pendukungan penjualan berbasis online.
Sesuai dengan semakin tumbuh berkembangnya masyarakat Indonesia secara general dan masyarakat Malang pada khususnya, maka perkembangan e-Commerce adalah sebuah paradigma baru yang menjadi penting ketika masyarakat mengalami perubahan perilaku yakni semakin membutuhkan kepraktisan ketika ingin memenuhi kebutuhannya. Internet yang menjadi mediator utama dalam penerapan e-Commerce sudah mulai meluas penggunaannya.
Banyak perusahaan di Indonesia yang telah menerapkan e-Commerce dalam menjalankan bisnisnya. Beberapa diantaranya adalah Glodok, Bhineka, Alfamart. Ketiga perusahaan sudah melakukan transaksi secara online atau paling tidak sudah menyediakan layanan yang berbasis pada internet. Ada pun bentuk produk yang ditawarkan dalam transaksi pembelian online/e-Buy adalah produk elektronik.
Produk elektronik adalah merupakan kebutuhan konsumen yang diklasifikasikan sebagai shoping product, dimana berbeda dengan convinience product pelanggan produk elektronik lebih mengutamakan pemilihan produk yang sesuai dengan kualifikasi, gaya hidup, dan harga bukan pada pengalaman berbelanja seperti ketika mereka melakukan pembelian convinience product.
Munculnya paradigma pemasaran baru yang berbasis pada Internet atau e-Commerce di Indonesia sepertinya masih belum optimal, karena masih terbatasnya kalangan yang menggunakan dunia maya dalam melakukan transaksi pembelian. Demikian juga pada keterbatasan vendor dalam menyediakan layanan dalam websitenya, meyebabkan munculnya suatu permasalahan tentang peranan yang diberikan e-Commerce dalam menunjang penjualan produk elektronik serta bagaimana konsep pengembangan e-Commerce untuk menunjang penjualan produk elektronik.
Semakin meningkatnya komunitas bisnis yang mempergunakan internet dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari secara tidak langsung telah menciptakan sebuah ranah dunia baru yang kerap diistilahkan sebagai “cyberspace” atau dunia maya. Berbeda dengan dunia nyata (real world) , cyberspace memiliki karakteristik yang unik dimana manusia dapat berinteraksi dengan siapa pun di dunia jika terhubung dengan internet.
Menjamurnya warung internet (Warnet) hampir disetiap kota serta kemajuan dunia telekomunikasi yang membuat konsumen juga dapat mengakses layanan internet melalui ponsel yang dimiliki merupakan salah satu bentuk kegayutan dari konsumen dengan dunia internet dan e-Commerce tentunya. Konsumen juga dapat dengan cepat mengakses internet melalui PC (Personal Computer) yang ada dirumah dengan menggunakan Dial-up Connection yang disediakan oleh PT. Telkom, Tbk ataupun dengan berlangganan Telkom Speedy.
Transaksi melalui e-commerce memiliki potensi resiko yang cukup tinggi. Oleh karena itu faktor kepercayaan (trust) pelanggan terhadap vendor menjadi faktor kunci dalam e-commerce. Indonesia sebagai negara sedang berkembang dan baru sekitar lima tahun terakhir mengadopsi e-commerce, tentunya memiliki beberapa perbedaan dengan negara-negara maju yang telah lama mempraktikkannya. Perbedaan tersebut setidaknya menyangkut masalah regulasi, perangkat hukum, dan perilaku konsumen. Berkaitan dengan praktek e-commerce di Indonesia yang relatif masih baru tersebut, fenomena yang menarik untuk diteliti adalah sejauhmana kepercayaan (trust) pelanggan terhadap vendor e-commerce dan bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat partisipasi pelanggan dalam e-commerce.
Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis pengaruh variabel kemampuan (ability), kebaikan hati (benevolence), dan integritas (integrity) vendor terhadap kepercayaan (trust) pelanggan e-commerce di Indonesia; (2) menganalisis pengaruh variabel kemampuan (ability), kebaikan hati (benevolence), dan integritas (integrity) vendor terhadap tingkat partisipasi pelanggan e-commerce di Indonesia; dan (3) menganalisis pengaruh variabel kepercayaan (trust) terhadap tingkat partisipasi pelanggan e-commerce di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel pengguna e-commerce di Indonesia. Instrumen utama pengumpulan data berupa kuesioner dan diukur dengan skala likert. Kuesioner dikirim ke responden melalui mailing list. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 152 responden. Metode analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM).
Dari ketiga variabel prediktor yang mempengaruhi kepercayaan (trust) pelanggan, yaitu kemampuan (ability), kebaikan hati (benevolence), dan integritas (integrity) vendor, ternyata hanya variabel integritas (integrity) vendor yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan. Sedangkan variabel prediktor yang mempengaruhi variabel partisipasi (participation) pelanggan dalam e-commerce,yaitu kemampuan (ability), kebaikan hati (benevolence), dan integritas (integrity) vendor serta kepercayaan (trust) pelanggan, ternyata hanya variabel integritas (integrity) vendor dan kepercayaan (trust) pelanggan yang memiliki pengaruh positif dan signifikan. Dengan demikian, integritas (integrity) vendor dan kepercayaan (trust) pelanggan merupakan variabel yang sangat penting dalam mempengaruhi partisipasi pelanggan e-commerce di Indonesia.
Fungsi-fungsi E-commerce pada suatu perusahaan:
1. Presentasi produk. Sistem e-commerce harus menyediakan cara bagi pelanggan, baik itu pelanggan perorangan maupun bisnis untuk mengenali produk yang akan mereka beli. Produk perlu untuk dipromosikan secara elektronik untuk menarik perhatian pelanggan. Situs web juga seharusnya memberi informasi yang mudah untuk diakses mengenai fitur dan karakteristik produk perusahaan. Situs web juga seharusnya memberi informasi mengenai harga kepada pelanggan. Banyak situs web e-commerce memiliki katalog elektronik, yaitu daftar yang berisi deskripsi produk, gambar-gambar, beserta harganya.
2. Entry Pesanan. Setelah pelanggan memilih produk yang dinginkan, pelanggan harus memasukkan pesanan produk kedalam sistem e-commerce. Setelah selesai memilih produk yang diperlukan, pelanggan memberikan informasi mengenai nama dan alamat, sama halnya dengan informasi mengenai pembayaran yang akan dibahas poin berikutnya. Setelah langkah-langkah tersebut lengkap, pesanan tersebut akan diproses oleh sistem e-commerce.
3. Pembayaran. Agar pelanggan membayar produk-produk yang dibelinya, sebuah sistem e-commerce iharus memiliki fasilitas pembayaran secara elektronik . Ada banyak pendekatan yang bisa digunakan. Bagi pelanggan perorangan, cara pembayaran yang paling banyak digunakan adalah melalui kartu kredit atau kartu debit. Sedangkan untuk pelanggan bisnis, perusahaan bisa mengirim tagihan ke pelanggan, jika angka kreditnya bank, atau pelanggan bisa melakukan transfer pembayaran melalui banknya kerekening perusahaan.
4. Distribusi produk. Distribusi produk dalam sistem e-commerce bergantung pada jenis produk yang dijual. Jika produk berupa barang fisik seperti spare part atau pakaian, maka sistem e-commerce harus bisa memastikan pusat distribusinya, yaitu kemana barang harus dikirim atau dikapalkan. Banyak produk yang telah dijual melalui internet, bagaimanapun juga didistribusikan secara elektronik.
5. Pelayanan Pelanggan. Pada saat sebelum, selama, atau setelah pembelian produk, pelanggan mungkin membutuhkan pelayanan khusus. Sebagai contoh, pelanggan mungkin memilliki pertanyaan mengenai sebuah produk sebelum membelinya. Selama proses pemesanan, pelanggan mungkin mengalami kesulitan dalam menggunakan sistem e-commerce. Setelah menerima pesanannya, pelanggan mungkin ingin menukar atau mengembalikan produk yang telah dbelinya. Situasi-situasi tersebut dapat diatasi dengan memberikan informasi detil dan jawaban pertanyaan secara elektronik. Sebuah sistem e-commerce yang dirancang dengan baik harus menyediakan fasilitas pelayanan pelanggan. Sistem juga harus memberikan nomor telepon atau alamat e-mail yang bisa dihubungi pelanggan.
6. Dukungan Produk. Setelah pelanggan membayar produk yang dibelinya, munkin saja pelanggan masih membutuhkan dukungan bisnis. Dukungan terhadap produk bisa disediakan oleh sistem e-commerce dengan mengikut sertakan informasi detil mengenai produk dalam situs web. Sistem e-commerce juga bisa menyediakan system e-mail sehingga pelanggan dapat mengirim pertanyaan dan menerima jawabannya melalui e-mail, yang biasanya beberapa hari kemudian. Atau mungkin disediakan sebuah sistem chat bagi pelanggan untuk dapat berinteraksi dengan representative costumer service.
Pentingnya Perusahaan Menggunakan E-Commerce:
Ada sejumlah alasan mengapa perusahaan memasang iklan di internet. Alasan pertama karena para penonton televisi mulai berpindah ke internet. Oleh karena itu media iklan harus mengikutinya dengan asumsi bahwa tujuan periklanan manapun adalah untuk menjangkau target audiensnya secara efektif dan efisien. Para pengiklan mengakui bahwa mereka harus melakukan penyesuaian perencanaan pemasarannya untuk terus mengejar peningkatan jumlah orang yang menghabiskan waktu didepan komputer on line, karena biasanya dia meninggalkan media yang lain. Alasan lain mengapa periklananpada e-commerce berkembang demikian pesat adalah:
1. Iklan dapat di update setiap waktu dengan biaya minimal, oleh karena itu iklan-iklan di intenet selalu bisa tampil baru.
2. Iklan dapat menjangkau pembeli potensial dalam jumlah yang sangat besar dalam hitungan global.
3. Iklan on line kadang-kadang lebih murah dibandingkan iklan televisi, Koran atau radio.
4. Iklan pada e-commerce dapat secara efisien menggunakan konvergensi teks, audio, grafik dan animasi.
5. Manfaat internet sendiri sedang berkembang dengan pesatnya.
6. Iklan di internet dapat dibuat interaktif dan dibidikkan ke kelompok-kelompok tertentu atau perorangan.
Daftar Pustaka
www.google.com, E-commerce “E-COMMERCE SEBAGAI PENDUKUNG PEMASARAN PERUSAHAAN”.